Disiplin Siswa di Sekolah
Dalam kehidupan
sehari-hati sering kita dengar orang mengatakan bahwa si X adalah orang yang
memiliki disiplin yang tinggi, sedangkan si Y orang yang kurang disiplin.
Sebutan orang yang memiliki disiplin tinggi biasanya tertuju kepada orang yang
selalu hadir tepat waktu, taat terhadap aturan, berperilaku sesuai dengan
norma-norma yang berlaku, dan sejenisnya. Sebaliknya, sebutan orang yang kurang
disiplin biasanya ditujukan kepada orang yang kurang atau tidak dapat mentaati
peraturan dan ketentuan berlaku, baik yang bersumber dari masyarakat
(konvensi-informal), pemerintah atau peraturan yang ditetapkan oleh suatu
lembaga tertentu (organisasional-formal).
Sorang
siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari
berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap
siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib
yang yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai
aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut
disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan
lainnya yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah.
seorang
siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari
berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap
siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib
yang yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai
aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut
disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan
lainnya yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah.
Pengertian
disiplin sekolah kadangkala diterapkan pula untuk memberikan hukuman (sanksi)
sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, meski kadangkala menjadi
kontroversi dalam menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam
bentuk kesalahan perlakuan fisik (physical maltreatment) dan kesalahan
perlakuan psikologis (psychological maltreatment), sebagaimana diungkapkan oleh
Irwin A. Hyman dan Pamela A. Snockdalam bukunya “Dangerous School” (1999).
Berkenaan
dengan tujuan disiplin sekolah, Maman Rachman (1999) mengemukakan bahwa tujuan
disiplin sekolah adalah : (1) memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang
tidak menyimpang, (2) mendorong siswa melakukan yang baik dan benar, (3)
membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan
menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah, dan (4) siswa belajar
hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya
Sementara
itu, dengan mengutip pemikiran Moles, Joan Gaustad (1992) mengemukakan: “School
discipline has two main goals: (1) ensure the safety of staff and students, and
(2) create an environment conducive to learning”. Sedangkan Wendy Schwartz
(2001) menyebutkan bahwa “the goals of discipline, once the need for it is
determined, should be to help studentsaccept personal responsibility for their
actions, understand why a behavior change is necessary, and commit themselves
to change”. Hal senada dikemukakan oleh Wikipedia (1993) bahwa tujuan disiplin
sekolah adalah untuk menciptakan keamanan dan lingkungan belajar yang
nyamanterutama di kelas. Di dalam kelas, jika seorang guru tidak
mampumenerapkan disiplin dengan baik maka siswa mungkin menjadi kurang
termotivasi dan memperoleh penekanan tertentu, dan suasana belajar menjadi
kurang kondusif untuk mencapai prestasi belajar siswa
Keith
Devis mengatakan, “Discipline is management action to enforce organization
standarts”danoleh karena itu perlu dikembangkan disiplin preventif dan
korektif. Disiplin preventif, yakni upaya menggerakkan siswa mengikutidan
mematuhi peraturan yang berlaku. Dengan hal itu pula, siswa berdisiplin dan
dapat memelihara dirinya terhadap peraturan yang ada. Disiplin korektif, yakni
upaya mengarahkan siswa untuk tetap mematuhi peraturan. Bagi yang melanggar
diberi sanksi untuk memberi pelajaran dan memperbaiki dirinya sehingga memelihara
dan mengikuti aturan yang ada.
Membicarakan
tentang disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dengan persoalan perilaku
negatif siswa. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan siswa remaja pada
akhir-akhir ini tampaknya sudah sangat mengkhawarirkan, seperti: kehidupan sex
bebas, keterlibatan dalam narkoba, gang motor dan berbagai tindakan yang
menjurus ke arah kriminal lainnya, yang tidak hanya dapat merugikan diri
sendiri, tetapi juga merugikan masyarakat umum. Di lingkungan internal sekolah
pun pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering
ditemukan yang merentang dari pelanggaran tingkat ringan sampai dengan
pelanggaran tingkat tinggi, seperti : kasus bolos, perkelahian, nyontek,
pemalakan, pencurian dan bentuk-bentuk penyimpangan perilaku lainnya.
Tentu
saja, semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangganya, dan di
sinilaharti penting disiplin sekolah
0 komentar:
Posting Komentar